Oleh Dr Abdul Wadud Nafis, LC., MEI
Pondok pesantren bukan hanya benteng moral dan spiritual, tetapi juga merupakan pusat pemberdayaan manusia yang strategis. Di tengah dinamika pembangunan Kabupaten Lumajang, pesantren memiliki peran kunci dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) melalui jalur pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Dengan penguatan peran pesantren dan integrasi pendidikan tinggi di dalamnya, Lumajang dapat melahirkan generasi yang cerdas, sehat, dan mandiri secara ekonomi—sekaligus tetap berakar kuat pada nilai-nilai keislaman dan kebangsaan.
Strategi meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Lumajang melalui pondok pesantren dan perguruan tinggi di lingkungan pesantren dapat diformulasikan dalam tiga pilar utama IPM: pendidikan, kesehatan, dan daya beli (ekonomi). Berikut strategi komprehensif yang bisa diusulkan:
1. Strategi di Bidang Pendidikan
a. Penguatan Lembaga Pendidikan di Pesantren:
Menyediakan kurikulum terpadu (diniyah + umum + vokasional).
Mengembangkan perguruan tinggi berbasis pesantren yang fokus pada pendidikan kewirausahaan, teknologi tepat guna, dan pendidikan keislaman yang progresif.
b. Program Beasiswa dan Insentif:
Menjalin kerja sama dengan Pemkab Lumajang dan lembaga swasta untuk menyediakan beasiswa santri berprestasi.
Memberi insentif kepada santri yang melanjutkan pendidikan tinggi di pesantren.
c. Literasi dan Digitalisasi Pesantren:
Peningkatan literasi digital santri melalui pelatihan dan penyediaan laboratorium komputer.
Pembelajaran berbasis teknologi informasi dan e-learning.
2. Strategi di Bidang Kesehatan
a. Pondok Sehat – Santri Sehat:
Menyediakan layanan kesehatan dasar di pondok (poskestren) dengan tenaga kesehatan dari alumni pesantren atau mahasiswa kesehatan.
Edukasi gizi, PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), dan sanitasi lingkungan pondok.
b. Kolaborasi dengan Dinas Kesehatan:
Program imunisasi, pemeriksaan rutin, dan pelatihan kader kesehatan di pesantren.
Pembangunan fasilitas sanitasi dan air bersih yang layak.
3. Strategi di Bidang Ekonomi / Daya Beli
a. Pemberdayaan Ekonomi Santri:
Pelatihan kewirausahaan dan keterampilan produktif: pertanian, peternakan, digital marketing, dan industri kreatif.
Membangun unit usaha pesantren (koperasi santri, BUMPesantren) berbasis potensi lokal.
b. Inkubator Bisnis Pesantren:
Kampus pesantren menjadi pusat inkubasi wirausaha: menghubungkan santri dengan mentor bisnis, investor, dan pasar.
Program “Santripreneur” bekerja sama dengan UMKM lokal dan BUMDes.
c. Sistem ZIS dan Wakaf Produktif:
Menggerakkan ekonomi pesantren melalui pengelolaan zakat, infak, sedekah, dan wakaf untuk investasi usaha dan beasiswa.
4. Strategi Sinergi Pemerintah Daerah & Lembaga Pesantren
Forum Komunikasi Pesantren-Lumajang Maju (FKPLM): wadah koordinasi pesantren dan pemerintah daerah.
Perda Pesantren: mendorong lahirnya kebijakan afirmatif terhadap pesantren sebagai pusat pemberdayaan manusia.
Penutup:
Peningkatan IPM Kabupaten Lumajang bukan sekadar target statistik, melainkan ikhtiar membangun manusia seutuhnya. Dengan menjadikan pesantren dan perguruan tinggi pesantren sebagai motor perubahan, Lumajang dapat melangkah menuju masa depan yang lebih cerah—berdaya saing, berkarakter, dan berkeadaban. Kini saatnya pesantren naik kelas, menjadi lokomotif kemajuan daerah.
Daftar Pustaka:
1. Badan Pusat Statistik. (2023). Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lumajang 2022. BPS Kabupaten Lumajang.
2. Kementerian PPN/Bappenas. (2020). Strategi Nasional Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia. Jakarta: Bappenas.
3. Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren. (2022). Data dan Statistik Pesantren Indonesia. Jakarta: Kemenag RI.
4. Qomar, M. (2007). Pesantren: Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi. Jakarta: Erlangga.
5. Zarkasyi, H.F. (2010). Manajemen Pesantren: Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Kencana.
6. Abdullah, T. (2011). Pesantren dan Pembaharuan. Jakarta: LP3ES.
7. Kementerian Agama RI. (2019). Undang-Undang No. 18 Tahun 2019 tentang Pesantren. Jakarta: Kemenag RI.
8. Ilyas, Y. (2002). Kesehatan dan Pembangunan Manusia. Jakarta: UI Press.
9. Sulistiyono, A. (2021). Ekonomi Pesantren: Pilar Pemberdayaan Umat. Surabaya: UINSA Press.
10. Nasrullah, R. (2020). Santripreneur: Konsep dan Praktik Kewirausahaan di Lingkungan Pesantren. Bandung: Remaja Rosdakarya.