Oleh Dr. Abdul Wadud Nafis, LC., MEI
Media penyiaran memiliki peran sentral dalam membentuk persepsi dan pemahaman masyarakat di era modern. Dalam kehidupan sehari-hari, media penyiaran—seperti televisi, radio, dan platform digital—menjadi sumber informasi utama yang mempengaruhi cara berpikir, bertindak, bahkan beribadah. Bagi masyarakat Muslim, media penyiaran menjadi sarana penting dalam menyebarkan ajaran Islam, mempromosikan nilai-nilai moral, serta menjaga solidaritas umat di tengah derasnya arus globalisasi. Namun, seperti dua sisi mata uang, media penyiaran juga membawa tantangan tersendiri. Konten yang disajikan tidak selalu selaras dengan nilai-nilai Islam, sehingga membutuhkan sikap kritis dan bijak dari umat Muslim dalam menghadapinya.
Media penyiaran adalah saluran komunikasi yang memancarkan informasi kepada khalayak luas melalui gelombang elektromagnetik atau platform digital. Bentuk media penyiaran tradisional meliputi televisi dan radio, sedangkan bentuk modern mencakup platform digital seperti podcast, live streaming, dan media sosial. Fungsi utama media penyiaran adalah memberikan informasi, hiburan, dan edukasi kepada masyarakat, serta menyebarkan berbagai jenis konten yang dapat diakses secara langsung oleh banyak orang dalam waktu yang bersamaan.
Masyarakat Muslim merujuk pada sekelompok individu yang menganut agama Islam sebagai keyakinan mereka. Masyarakat ini berpegang pada ajaran Al-Qur’an dan Hadis sebagai pedoman hidup, serta menerapkan nilai-nilai Islam dalam berbagai aspek kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya. Dalam konteks global, masyarakat Muslim tersebar di berbagai negara dan memiliki keragaman budaya, tetapi tetap memiliki satu kesamaan fundamental, yaitu keimanan kepada Allah dan Nabi Muhammad sebagai rasul-Nya. Mereka juga memiliki tanggung jawab moral dan sosial dalam menjaga ukhuwah (persaudaraan) dan mewujudkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Pengantar ini menyoroti pentingnya media penyiaran sebagai sarana utama dalam membangun dan menyebarluaskan pemahaman keagamaan, namun juga mengajak masyarakat Muslim untuk tetap kritis dan selektif dalam memilih dan mengonsumsi konten yang disajikan.
Media penyiaran, seperti televisi, radio, dan platform digital, memiliki dampak signifikan terhadap masyarakat, termasuk masyarakat Muslim. Dampak ini dapat dibagi menjadi dampak positif dan dampak negatif, tergantung pada konten yang disajikan serta cara masyarakat mengonsumsinya.
A. Dampak Positif Media Penyiaran Terhadap Masyarakat Muslim
- Penyebaran Pengetahuan dan Pendidikan Islam: Media penyiaran telah memungkinkan akses luas terhadap kajian dan informasi agama. Saluran televisi, radio, dan media digital sering kali menyiarkan ceramah-ceramah, khutbah, kajian Al-Qur’an, serta pendidikan agama Islam. Ini memperluas pemahaman tentang ajaran Islam, bahkan bagi mereka yang tidak memiliki akses ke pendidikan formal keagamaan.
- Peningkatan Kesadaran Sosial dan Keagamaan: Media penyiaran mempromosikan kesadaran akan tanggung jawab sosial dan amal di kalangan Muslim. Kampanye kemanusiaan, seperti penggalangan dana untuk bencana, membantu membangkitkan solidaritas umat Muslim dalam hal membantu sesama. Ini juga mempromosikan kesadaran tentang nilai-nilai kemanusiaan dalam Islam.
- Platform Dakwah dan Syiar Islam: Media penyiaran menawarkan platform luas untuk berdakwah dan menyebarkan syiar Islam ke seluruh dunia. Dai atau penceramah dapat menyampaikan pesan-pesan keislaman kepada audiens yang lebih luas tanpa batas geografis. Ini juga memungkinkan munculnya tokoh agama baru yang lebih relevan dengan konteks zaman.
- Penguatan Identitas Muslim di Era Globalisasi: Dengan arus informasi global yang terus berkembang, media penyiaran membantu Muslim mempertahankan identitas keagamaan mereka. Konten Islami di media membantu masyarakat Muslim memahami dan mengapresiasi budaya mereka sendiri, sekaligus merespons tantangan modernitas.
- Sarana Informasi Islami yang Modern: Media penyiaran digital, seperti YouTube dan podcast, memungkinkan masyarakat Muslim mengakses konten keagamaan kapan saja dan di mana saja. Ini meningkatkan fleksibilitas bagi umat Muslim untuk belajar agama sambil tetap menjalani kehidupan modern.
B. Dampak Negatif Media Penyiaran Terhadap Masyarakat Muslim
- Distorsi Nilai-Nilai Islam: Tidak semua konten yang disiarkan sesuai dengan ajaran Islam. Media penyiaran terkadang menyebarkan informasi yang bias, menyesatkan, atau salah tentang ajaran agama, yang dapat mengakibatkan kebingungan di kalangan umat Muslim. Hal ini terutama berlaku ketika nilai-nilai Barat atau non-Islam diperkenalkan tanpa penjelasan yang memadai dalam konteks ajaran Islam.
- Konten yang Tidak Sesuai dengan Nilai-Nilai Islam: Banyak program hiburan di televisi dan media digital yang menyajikan konten yang bertentangan dengan ajaran Islam, seperti kekerasan, pornografi, atau perilaku yang tidak sesuai dengan moralitas Islami. Hal ini berpotensi merusak moral masyarakat Muslim, terutama anak-anak dan remaja yang belum memiliki pemahaman kuat tentang agama.
- Tantangan dari Globalisasi Budaya: Media penyiaran sering kali menjadi alat globalisasi yang memperkenalkan budaya luar. Pengaruh budaya Barat melalui film, musik, dan gaya hidup dapat menimbulkan krisis identitas bagi Muslim yang tidak siap menghadapi budaya yang berbeda. Ini dapat menyebabkan erosi nilai-nilai keislaman di kalangan generasi muda.P
- Radikalisasi dan Ekstremisme: Beberapa kelompok ekstremis menggunakan media penyiaran, terutama platform digital, untuk menyebarkan paham radikalisme dan kekerasan atas nama agama. Ini berpotensi mempengaruhi segmen masyarakat Muslim yang mudah terpengaruh oleh ajaran yang salah, memperburuk citra Islam di mata dunia, dan menimbulkan konflik di dalam komunitas Muslim sendiri.
- Komersialisasi Agama: Media penyiaran juga memungkinkan terjadinya komersialisasi agama, di mana ajaran agama diperlakukan sebagai produk yang dijual untuk keuntungan finansial. Hal ini dapat mengurangi esensi spiritual dari dakwah, membuat agama Islam hanya tampak sebagai “konten” untuk dijual, bukan sebagai keyakinan yang mendalam.
- Kecanduan Media dan Pengabaian Ibadah: Konsumsi berlebihan terhadap media penyiaran, terutama media hiburan, dapat menyebabkan kecanduan. Waktu yang seharusnya digunakan untuk ibadah atau aktivitas yang bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat bisa tersita oleh konsumsi konten yang tidak produktif. Ini dapat melemahkan komitmen spiritual seseorang.
C. Solusi dan Rekomendasi
- Kurasi Konten Islami: Perlu adanya upaya dari komunitas Muslim untuk memastikan konten Islami yang berkualitas tersedia di media penyiaran. Konten ini harus mengikuti prinsip-prinsip keislaman yang sesuai dan mendidik masyarakat Muslim secara positif.
- Pendidikan Literasi Media: Masyarakat Muslim harus diberikan literasi media untuk memahami dan memfilter konten yang mereka terima. Literasi media memungkinkan individu membuat keputusan yang bijak dalam memilih apa yang layak dikonsumsi dan bagaimana menyesuaikan konten media dengan nilai-nilai Islam.
- Peningkatan Konten Dakwah Kreatif: Untuk menghadapi globalisasi dan tantangan modernitas, konten dakwah harus disajikan secara menarik dan relevan dengan kehidupan masyarakat modern. Penggunaan platform digital dan media kreatif dapat membantu menyampaikan pesan-pesan Islam secara lebih efektif kepada generasi muda.
Secara keseluruhan, media penyiaran dapat menjadi alat yang sangat berharga bagi pengembangan umat Muslim, namun harus digunakan dengan bijaksana untuk meminimalkan dampak negatifnya.
Sebagai alat yang begitu kuat dalam membentuk pola pikir dan perilaku, media penyiaran dapat menjadi sarana positif yang mendukung penyebaran nilai-nilai Islam serta pendidikan bagi masyarakat Muslim. Namun, tantangan juga muncul dalam bentuk konten yang tidak sesuai dengan ajaran agama. Oleh karena itu, dengan memanfaatkan media secara bijak, umat Muslim dapat mengoptimalkan manfaatnya, sambil tetap menjaga identitas dan nilai-nilai keislaman di tengah perkembangan zaman yang semakin dinamis.
Daftar Pustaka
- Arifin, Anwar. Komunikasi, Media, dan Masyarakat. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011.
- Azra, Azyumardi. Jaringan Ulama: Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII & XVIII. Jakarta: Prenada Media, 2007.
- Hamzah, Andi. Hukum Penyiaran Indonesia. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004.
- Hidayat, Dede. Media dan Dakwah di Era Digital. Bandung: Pustaka Setia, 2019.
- Mufid, Abdul. Media Massa Islam di Indonesia: Sejarah, Peran, dan Dinamika. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
- Susanto, Putu Laxman Pendit. Teknologi Informasi dan Komunikasi: Dampaknya terhadap Kehidupan Sosial dan Kultural. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2005.
- Siregar, H. Yusni. Komunikasi Islam: Dakwah dan Media Massa. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010.
- Wahid, Abdul. Media dan Politik: Pengaruh Media dalam Kehidupan Sosial dan Politik di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2018.