Kedudukan Ilmu Dalam Kehidupan Manusia

bypicuterharymetro

Seorang muslim yang baik dituntut  mencari ilmu semata-mata mengharapkan ridho Allah subhanahu wa ta’ala,  setelah mendapatkan ilmu dituntut mengamalkan ilmunya secara  sempurna,  lalu disampaikan pada orang lain, baik dalam bentuk tulisan maupun lisan.

 orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya,  dengan didasari iman kepada Allah subhanahu wa ta’ala,  maka derajatnya diangkat oleh Allah subhanahu wa ta’ala,  baik di dunia maupun di akhirat, di dunia  diberikan kebahagiaan, mendapatkan  rezeki yang banyak, jabatan yang tinggi, dan di akhirat kelak dibelikan kedudukan yang tinggi dengan diampuni segala dosanya dan diterima segala amal sholehnya serta diselamatkan dari siksa neraka dan dimasukkan ke dalam surga .

Baca Juga : INDAHNYA ISTRI SHOLEHAH

Yang menjadi pertanyaan kepada kita, bagaimana cara mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan barokah? Maka jawabannya:.

 1. Mencari ilmu semata-mata mengharapkan ridho  dari Allah subhanahu wa ta’ala,  berniat semata-mata menghilangkan kebodohan dan  mensyukuri nikmat akal sehat

2. Belajar pada seorang guru yang alim dan wara’, karena dengan belajar pada orang alim akan mendapatkan ilmu yang banyak,  dan  belajar pada guru yang wara’ akan meneladani anya,  sehingga mendapatkan ilmu yangjhlainya banyak, barokah dan bermanfaat

3.  Belajar dengan sungguh-sungguh, mengikuti pengajian dengan istiqomah,  belajar secara aktif dan sempurna,  mempelajari kitab-kitab   yang menjadi bahan ajarnya,  lalu mendiskusikan isi kitab yang telah  dipelajarinya dan  dihafalkannya,  baik secara teks maupun  konteks

4. lmu yang dimilikinya diajarkan kepada orang lain,  baik dalam  bentuk tulisan maupun lisan, karena   orang yang produktif penulis akan menyampaikan ilmu yang dimiliki pada orang lain dengan sempurna dan sistematis. Orang alim yang rajin mengajarkan kepada orang lain ilmunya selalu berkembang,  karena ketika dia mengajar akan dituntut untuk membaca,  menganalisa dan menyampaikannya dengan bahasa yang baik dan efektif.

Narasumber : Gus Dr Abdul Wadud Nafis Lc M.E.I

Wallahu a’lam bishshawab

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *