Pesantren vs Perkembangan zaman

Jika mendengar kata santri, pasti muncul di benak kita seorang dengan figur bersarung, berpeci agak menjorok ke belakang, hingga nampak sebagian jidatnya dan baju kokoh lengan panjang. Sedangkan figur perempuannya, tak luput dengan kerudung panjang menjular ke dada. Semuanya tidak salah dalam menokohkan. Memang mayoritas santri tampil seperti itu. Terutama kalangan pesantren tradisional. Begitu juga dengan Ma’had Syarifuddin yang menyelaraskan antara pesantren tardisional dengan perkembangan zaman, sehingga yang muncul adalah pesantren modern yang kajian ilmu di dalamnya mengikuti peran zaman, dan menimbulkan banyak peningkatan sudut pandang positif bagi kalangan santri.

Dampaknya, santri semakin berkembang pemikirannya seiring berkembangnya teknologi, kreatif dalam menghasilkan karya berbasis kultur santri, uptodate dalam setiap problematika di luar pesantren yang kelak menjadi pembelajaran dan selalu siap dalam menghadapi tantangan.

Menurut, Nurhadi Sucahyono di salah satu artikelnya, sebutan santri tidak hanya dikenakan kepada mereka yang sedang menimba ilmu di pesantren. Santri lebih bermakna sebagai siapapun yang belajar dan mengikuti pemikiran seorang kyai atau pemimpin keagamaan. Sehingga, dapat kita simpulkan bahwasannya siapapun yang mengikuti pemikiran kyai atau seorang pemimpin dia adalah seorang santri.

Santri Ma’had Syarifuddin sekarang telah berkembang pesat dengan jumlah santri sebanyak ratusan lebih. Ma’had Syarifuddin khususnya Ketua yayasan, Pengasuh dan Para Pembina selalu mempunyai terobosan baru mengenai kualitas santri kedepannya.

Mulai dari pemilahan santri dengan pemilihan minat ilmu masing-masing, sehingga terdapat asrama khusus para santriwati yang ingin memperdalam hafalan Al-Qur’an yang ditempatkan di Asrama Tahfidzul Qur’an dan santriwati yang ingin memperdalam pengetahuan English Language (Darul Hikmah) berada di Asrama Aisyah sedangkan di Asrama Khadijah (pusat)  adalah untuk santri yang ingin memperdalam Lughoh Al-arabiyah (Ummul Qura). Dan semua berada dalam satu naungan pengasuh Pondok Pesantren Kyai Syarifuddin, yakni Al-Mukarrom KH. Sulahak Syarif dan Nyai Hj.Maqtuatis Surroh dan di dalamnya terdapat beberapa Pembina, diantaranya Pembina I, Gus Dr. Abdul Wadud Nafis, Lc.M.E.I, dan Nyai Dr. Aminatuz Zahro, M.Pd.I, Pembina II Gus Umanaur Rusul, M.Pd.I dan Nyai Fatin Fatiqoh S.Pd.I.,MA, dan Pembina III Gus Aang Burhanuddin, S.Pd.I.,MA dan Nyai Siti Nur Latifah, M.E, Pembina IV Gus Izzudin Syarif, S.H  dan Nyai syarifah Aini, S.E.

Teruntuk Pesantren tercinta kami, kami bangga menjadi bagian dari santri Pesantren Kyai Syarifuddin. Jaya selalu almamaterku…….

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *