Oleh Dr. Abdul Wadud Nafis, LC., MEI
Peringatan Maulid Nabi bukan sekadar sebuah ritual keagamaan yang berlangsung setiap tahun. Lebih dari itu, ia adalah simbol kebangkitan semangat kebersamaan, persatuan, dan transformasi sosial. Dalam setiap gema shalawat dan lantunan pujian kepada Nabi Muhammad SAW, tersimpan kekuatan luar biasa yang mampu menggugah jiwa-jiwa yang haus akan kedamaian dan keadilan. Di balik peringatan ini, ada energi kolektif yang menyatukan berbagai lapisan masyarakat, melintasi batas sosial, budaya, bahkan politik.
Namun, Maulid Nabi bukan hanya perayaan spiritual, melainkan juga panggung di mana aspirasi politik dan sosial bertemu. Pemimpin-pemimpin besar, dari dulu hingga kini, kerap menjadikan momen ini sebagai arena strategis untuk memperkuat posisi mereka di mata rakyat. Mereka paham bahwa di balik semangat Maulid, ada peluang besar untuk menanamkan pengaruh politik yang mendalam.
Inilah kekuatan sejati Maulid Nabi: menyatukan kekuatan agama, sosial, dan politik dalam satu panggung megah yang tak hanya merayakan kelahiran Rasulullah, tetapi juga menggetarkan kehidupan bangsa dan negara.
Peringatan Maulid Nabi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kehidupan sosial dan politik di berbagai kalangan masyarakat, terutama di negara-negara dengan mayoritas penduduk Muslim. Pengaruh tersebut dapat dilihat dari beberapa aspek berikut:
- Penguatan Solidaritas Sosial: Peringatan Maulid Nabi sering kali menjadi momen untuk mempererat hubungan sosial antarwarga. Kegiatan seperti pengajian, doa bersama, dan berbagi makanan memperkuat solidaritas serta semangat gotong-royong. Masyarakat yang berkumpul dalam suasana spiritual ini cenderung lebih kompak dalam menghadapi tantangan sosial.
- Pendorong Nilai Kemanusiaan: Melalui perayaan Maulid Nabi, nilai-nilai yang diajarkan oleh Nabi Muhammad, seperti keadilan, kasih sayang, dan perdamaian, lebih ditekankan dalam kehidupan sehari-hari. Peringatan ini dapat menjadi pengingat bagi masyarakat untuk menerapkan ajaran Islam dalam konteks sosial, seperti kepedulian terhadap yang lemah dan toleransi antaragama.
- Mobilisasi Politik: Di beberapa negara, Maulid Nabi juga dapat digunakan sebagai alat mobilisasi politik. Para pemimpin politik sering memanfaatkan momen ini untuk menunjukkan kedekatan mereka dengan rakyat dan menegaskan komitmen terhadap nilai-nilai keislaman. Pidato dan kegiatan selama peringatan dapat membawa pesan politik, yang terkadang mempengaruhi opini publik dan memperkuat legitimasi kekuasaan.
- Katalisator Perdamaian dan Persatuan: Maulid Nabi sering diorganisir untuk menggalang persatuan di antara kelompok-kelompok yang berbeda. Di masyarakat yang mengalami konflik atau ketegangan, peringatan ini dapat dijadikan ajang untuk mengurangi perpecahan dengan mengangkat semangat kebersamaan dalam Islam.
Secara keseluruhan, peringatan Maulid Nabi tidak hanya memiliki dimensi spiritual, tetapi juga berfungsi sebagai sarana memperkuat ikatan sosial dan menyampaikan pesan-pesan politik yang relevan dalam konteks kehidupan modern.
Dengan segala dimensi spiritual, sosial, dan politiknya, peringatan Maulid Nabi menjadi lebih dari sekadar perayaan—ia adalah momentum kebangkitan nilai-nilai kemanusiaan yang abadi. Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, Maulid Nabi terus menjadi lentera yang menerangi jalan persatuan, kedamaian, dan keadilan, membawa pesan bahwa warisan Nabi Muhammad SAW selalu relevan dalam membangun peradaban yang lebih baik.
Daftar Pustaka
- Al-Buthy, Muhammad Said Ramadhan. Maulid Nabi: Sejarah dan Hukum Merayakannya. Serambi, 2011.
- Assegaf, Habib Luthfi bin Yahya. Kandungan Hikmah Maulid Nabi Muhammad SAW. Darul Ulum, 2014.
- Azra, Azyumardi. Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII. Kencana Prenada Media Group, 2004.
- Hidayat, Komaruddin. *Memahami Islam: Dari Konservatisme hingga Liberalisme. Penerbit Buku Kompas, 2006.
- Muttaqin, Ali. Maulid Nabi: Kontroversi dan Tradisi dalam Islam Nusantara. Pustaka Santri, 2020.
- Nurcholish Madjid. Islam, Kemodernan dan Keindonesiaan. Mizan, 1998.
- Quraish Shihab, M. Membaca Sirah Nabi Muhammad SAW dalam Sorotan Al-Qur’an dan Hadis-Hadis Shahih. Lentera Hati, 2019.
- Syamsuddin, Din. Agama, Politik, dan Moral. Pustaka Alvabet, 2001.
- Syukur, M. Amin. Tasawuf Sosial: Mengedepankan Islam sebagai Rahmatan Lil Alamin. Pustaka Pelajar, 2010
- Zuhri, Saifullah. Sejarah Kebangkitan Islam dan Perkembangannya di Indonesia. Lentera, 2015.