Setetes Harapan Pengampunan Allah

Gus Dr Abdul Wadud Nafis Lc M.E.i

by picture Al Talib

Dalam kehidupan sehari-hari orang Islam berusaha menjadi orang yang baik,  mentaati segala perintah Allah dan menjauhi segala larangannya,  akan tetapi disebabkan beberapa hal kadang-kadang  tergelincir  pada perbuatan yang dilarang oleh Allah subhanahu wa ta’ala dan meninggalkan yang diperintahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Perbuatan dosa yang dilakukan  menyebabkan merasa bersalah secara berlebihan, sehingga  merasa putus asa mendapatkan pengampunan dari Allah subhanahu wa ta’ala, rasa putus asa ini diekspresikan dengan merasa dirinya tidak akan mendapatkan ampunan dari Allah subhanahu wa ta’ala dan  perasaan ini membuat  tidak mau bertaubat kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan tidak mau merubah perilaku yang terjadi pada dirinya, dari perilaku yang tidak baik menuju perbuatan yang baik..

Allah mendorong kepada orang-orang yang beriman, agar supaya husnudzon (baik sangka)  kepada Allah subhanahu wa ta’ala,  dengan selalu mengharapkan mendapatkan rahmat dari Allah subhanahu wa ta’ala dan mendapatkan pengampunan dari Allah subhanahu wa ta’ala, Allah selalu membuka pintu taubat kepada hambaNya, yang mau  bertaubat,  dengan taubatan nasuha dan Allah membuka pintu rahmatnya bagi orang-orang yang betul-betul mengharapkan Rahmat dari Allah subhanahu wa ta’ala.  Allah membuka pintu taubat pada malam hari bagi orang-orang yang melakukanperbuatan  dosa pada siang hari,  Allah membuka pintu taubat siang hari bagi orang yang melakukan maksiat pada malam hari Allah, membuka pintu taubat bagi orang-orang yang berusia tua bagi orang-orang masa mudanya terjerumus pada perbuatan dosa, bahkan Allah memberikan pengharapan kepada orang-orang yang terlanjur berbuat dosa untuk mendapatkan pengampunan dari Allah subhanahu wa ta’ala pada detik-detik trakhir hayatnya,  di dalam hadis dijelaskan,  bahwa orang yang akhir hidupnya membaca kalimat tauhid, yaitu lailahaillallah  akan masuk surga. 

Orang yang betul-betul mengharapkan pengampunan dari Allah subhanahu wa ta’ala dan sungguh-sungguh mengharapkan Rahmat dari Allah subhanahu wa ta’ala,  maka harus melakukan hal-hal sebagai berikut:

Pertama,  mentauhidkan Allah subhanahu wa ta’ala dan tidak menyekutukan Allah dengan yang lain. 

Kedua,  bertaubat kepada Allah,  dengan  taubatan nasuha, yaitu menyesali  segala perbuatan dosa yang dilakukan, berjanji tidak akan mengulangi lagi dan betul-betul tidak mengurangi lagi dan beristighfar kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Ketiga beribadah kepada Allah dengan  benar,  baik tata caranya maupun niatnya, ibadah yang dilakukan  sesuai dengan yang dicontohkan oleh nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dan niatnya semata-mata mengharapkan dari Allah subhanahu wa ta’ala.

Wallahualam bishawab

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *