Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Anak-anaknya

Gus Abdul wadul Nafis, Lc M.E.I

Orang tua mempunyai tanggung jawab mengantarkan anak-anaknya pada kebahagiaan dunia dan akhirat, maka karena itu orang tua mempunyai kewajiban yang dilaksanakan sejak anak dalam kandungan sampai anak dewasa. Oleh karena itu kewajiban orang tua pada anaknya sebagai berikut:

Pertama,  memberi nama yang baik. Ketika anak dilahirkan pada dunia orang tua mempunyai kewajiban memberi nama anak-anaknya dengan nama yang baik,  yang membuat anaknya bangga ketika disebut namanya di dunia dan di akhirat. Nama yang diberikan pada anaknya nama-nama yang mengandung arti mendorong melakukan hal-hal yang baik dan mendorong untuk beriman dan bertakwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala, nama-nama yang paling dicintai oleh Allah adalah nama-nama Asmaul Husna yang diawali dengan kata abdun, misalnya Abdullah, Abdurrahman dan Abdurrahim, ini nama-nama yang digunakan untuk bayi laki-laki, sedangkan nama-nama untuk perempuan adalah nama-nama yang mengandung doa agar beriman dan bertakwa kepada Allah atau nama-nama wanita-wanita sholehah, misalnya Khodijah,  Aisyah,  Zainab dan lain sebagainya.

Nama adalah doa bagi orang yang memiliki namanya,  maka karena itu anak diberi nama yang isinya mendorong untuk melakukan hal-hal yang baik dan menghindari nama-nama yang mendorong untuk perbuatan jahat atau nama-nama tokoh-tokoh yang bermaksiat kepada Allah subhanahu wa ta’ala, maka karena itu menghindari nama-nama; Abu Lahab,  Namrud, Firaun dan lain sebagainya, karena anak yang diberi nama tokoh-tokoh yang jahat akan terdorong untuk melakukan kejahatan, begitu juga anak-anak yang diberi nama-nama yang buruk akan terdorong untuk melakukan keburukan,  misalnya diberi nama al-asy, artinya orang yang bermaksiat kepada Allah.

Kedua,  diberi nafkah yang halal. Makanan yang dikonsumsi oleh anak akan berpengaruh terhadap perilakunya, anak yang di beri  makanan halal akan cenderung untuk beriman dan bertakwa serta beramal saleh, anak yang diberi makan makanan yang halal akan cenderung untuk melaksanakan ibadah dengan tertib,  berpuasa dengan baik, taat dan menghormati kedua orang tua dan berakhlakul karimah, sebaliknya anak yang diberi makan makanan haram akan cenderung terhadap perbuatan-perbuatan yang menuju neraka,  yaitu perbuatan-perbuatan jahat, maka perilakunya  merugikan orang lain dan menyakiti kedua orang tua serta bermaksiat kepada Allah. Rasulullah menegaskan,  daging yang tumbuh dari harta yang haram, maka api neraka lebih berhak, artinya anak yang diberi makan makanan yang haram akan cenderung melakukan perbuatan-perbuatan menuju neraka,  yaitu perbuatan bermaksiat kepada Allah dan berperilaku zalim kepada sesama manusianya.

Ketiga,  ditanamkan pendidikan agama Islam. Salah satu tanda seseorang itu menjadi baik apabila mempelajari dan memahami agama Islam dengan baik dan benar. Maka karena itu orang tua mempunyai kewajiban kepada anaknya untuk mendidik anak-anaknya dengan  pendidikan agama Islam dengan baik dan sempurna,  baik berkenaan dengan ilmu tauhid,  fiqih, tasawuf dan lain sebagainya,  ketika anak memahami dengan benar terhadap ajaran agama Islam dan menpunyai keyakinan dengan mantap akan selalu berperilaku baik,  baik itu hubungan langsung dengan Allah maupun hubungan dengan manusia, akan tetapi anak yang tidak memahami ajaran agama Islam  akan mudah terjerumus pada perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah dan cenderung melakukan perbuatan maksiat dan berbuat kezaliman.

Orang tua mempunyai kewajiban mendidik anaknya pendidikan agama Islam oleh dirinya sendiri, orang tua mempunyai kewajiban mengajari membaca Alquran dan memahami Alquran,  mengajari ilmu tauhid,  ilmu fiqih dan ilmu tasawuf. Akan tetapi apabila orang tuanya tidak mampu mengajarkan sendiri pendidikan agama Islam maka mempunyai kewajiban mengirim anaknya pada lembaga-lembaga yang mengajarkan ilmu agama Islam dan mengamalkan ilmu agama Islam dengan baik dan sempurna, orang tua mempunyai   kewajiban mendidik anaknya pada guru-guru yang menguasai agama dengan benar dan mengamalkan ilmu agama Islam dengan baik dan benar dan mengirim pada lembaga-lembaga pendidikan yang betul-betul mengajarkan ilmu agama Islam dengan baik dan benar serta mempraktekkan ilmu agama Islam dengan baik dan benar.

Keempat, mencarikan pasangan yang sholeh atau sholehah. Anak akan menjadi baik apabila memiliki pendamping hidup yang baik, terutama anak perempuan akan menjadi seorang solehah apabila mempunyai suami yang sholeh, karena dalam rumah tangga  suami adalah imam daripada istrinya dan anak-anaknya, maka karena itu kewajiban orang tua mencarikan jodoh atau pasangan hidup yang Saleh atau sholehah, anak perempuan harus dinikahkan dengan laki-laki yang sholeh,  agar suaminya membimbing pada istrinya beriman dan bertakwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan berakhlakul karimah, dan suaminya memberikan nafkah dan mendidik istrinya pada hal-hal yang baik,  yang sesuai dengan ketentuan Allah dan rasulnya. Begitu juga anak laki-laki dinikahkan dengan seorang istri yang sholehah,  agar selalu mendampingi suaminya untuk beriman dan bertakwa kepada Allah dan mengawasi suaminya dari perbuatan-perbuatan maksiat dan perbuatan yang keji.

Dalam realitas kehidupan pasangan hidup mempunyai peran besar terhadap perilaku seseorang,  apabila seseorang mempunyai pasangan hidup yang beriman dan bertakwa, maka mempunyai kecenderungan  berperilaku baik,  sebaliknya apabila memiliki pasangan hidup yang kufur dan bermaksiat kepada Allah mempunyai kecenderungan untuk melakukan perbuatan jahat.

Dengan demikian   orang tua memiliki tanggung jawab  kepada anaknya mengantarkan anak-anaknya menjadi orang yang bahagia di dunia dan  akhirat, hal ini akan terealisasi ketika orang tua melaksanakan kewajibannya sebagai orang tua dengan sempurna sejak dalam kandungan sampai dewasa.

Wallahu a’lam bish shawab

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *