Ramadan Bulan Istimewa

Gus Abdul Wadud Nafis Lc M.E.I

ilustrasi(freepik)

Bulan Ramadan adalah bulan yang sangat istimewa dibandingkan bulan-bulan yang lain, karena di bulan Ramadan memiliki bermacam-macam keistimewaan yang tidak dimiliki bulan-bulan yang lain, banyak keistimewaan yang Allah berikan di bulan Ramadan, diantaranya sebagai berikut:

Pertama, pintu-pintu surga dibuka. Apabila bulan Ramadan tiba maka oleh Allah dipermudah pada orang-orang Islam melakukan kebaikan, yang tidak dimudahkan di bulan-bulan yang lain, dan di bulan Ramadan kebaikan-kebaikan menyebar di segala penjuru, yang tidak terjadi di bulan-bulan yang lain, misalnya di bulan Ramadan umat Islam berbondong-bondong melaksanakan shalat tarawih dan witir, di masjid-masjid, mereka senang melaksanakan shalat tarawih 20 rakaat ditambah dengan salat witir 3 rakaat.

Ada pemandangan yang lebih menarik lagi, di masjid-masjid, di musala-musala dan di pondok pesantren terdengar suara bersahutan satu sama lain tadarrus Alquran, yang bentuknya bermacam-macam, ada yang dilaksanakan setelah shalat tarawih sampai jam 10.00 malam dan ada yang dilaksanakan sampai jam 12.00 malam, bahkan ada yang dilaksanakan sampai waktu sahur tiba. Mereka membaca Alquran dengan bacaan yang tartil dan suara yang merdu, dan ada yang menyimak bacaan orang yang tadarrus Alquran untuk memperhatikan tata cara bacaannya yang benar.

Di bulan Ramadan tampak kedermawanan orang kaya dan miskin, di mana orang-orang yang kaya mengeluarkan zakatnya, infaknya dan sedekahnya, bahkan orang-orang yang hidupnya sederhana pun juga senang bersedekah pada bulan Ramadan, maka terlihat pemandangan orang-orang yang mengantarkan zakatnya dalam bentuk bahan pangan dan memberi takjil buka puasa. Pemandangan ramainya memberikan zakat, infaq dan shodaqoh yang terjadi di bulan Ramadan, tidak tampak di bulan-bulan yang lain. Ini menunjukkan bahwa bulan romadhon adalah bulan yang penuh kebaikan.

Di akhir bulan Ramadan tampak pemandangan satu sama lain saling silaturahim dan saling meminta maaf dan memaafkan. Tradisi ini membuat hidup damai, tentram dan mencintai satu sama lain, perilaku semacam ini jarang didapatkan di bulan-bulan selain bulan Ramadan, ini juga menunjukkan keistimewaan bulan Ramadan dibandingkan bulan-bulan yang lain.
Kebaikan yang tersebar di bulan Ramadan, berupa shalat Sunnah, tarawih, witir, membaca Alquran, senang bersedekah dan silaturrahim menunjukkan pintu-pintu kebaikan dibuka oleh Allah, sehingga seakan-akan pintu surga dibuka selebar-lebarnya di bulan Ramadan.

Kedua, pintu-intu neraka ditutup. Di bulan Ramadan pintu-pintu kebaikan dibuka oleh Allah sehingga, makin mengecil pintu-pintu kejahatan, maka karena itu pada bulan Ramadan seakan-akan pintu neraka tertutup. Di bulan Ramadhan orang merasa malu untuk bermaksiat kepada Allah subhanahu wa ta’ala, merasa malu bertengkar satu sama lain, merasa malu berkata bohong pada orang lain, merasa malu melakukan adu domba satu sama lain, merasa malu melakukan perbuatan zina dan merasa malu perbuatan-perbuatan dosa yang lain. Suasana kebaikan di bulan Ramadan dan suasana mengecilnya perbuatan maksiat di bulan Ramadan, ini menunjukkan bahwa pintu neraka seakan-akan ditutup, maka sangat kecil orang-orang melakukan perbuatan menuju masuk neraka.

Ketiga, tangan setan diborgol. Kata “setan diborgol di bulan Ramadan’ mempunyai beberapa pengertian: Satu, memiliki pengertian, bahwa di bulan Ramadan pintu-pintu kebaikan dibuka oleh Allah subhanahu wa ta’ala dan pintu-pintu kejahatan ditutup oleh Allah subhanahu wa ta’ala, sehingga setan tidak leluasa untuk menggoda manusia melakukan perbuatan maksiat. Kondisi semacam ini seakan-akan setan terborgol, karena di bulan Ramadan tidak bisa melakukan aktivitas seperti bulan-bulan yang lain. Dua, orang melakukan maksiat ada yang disebabkan oleh godaan setan dan ada pula yang disebarkan oleh dorongan hawa nafsu, ciri-ciri orang yang melakukan perbuatan maksiat karena dorongan setan adalah orang yang tidak pernah melakukan perbuatan maksiat, lalu terdorong hatinya untuk melakukan perbuatan maksiat dan betul-betul melakukan maksiat. Sedangkan ciri-ciri orang yang melakukan perbuatan maksiat karena dorongan hawa nafsu, yaitu orang yang sudah sering melakukan perbuatan maksiat, sudah terbiasa berdusta dan sudah terbiasa menggunakan kata-kata kotor, lalu perbuatan semacam ini terus berlanjut, sekalipun di bulan Ramadan, maka perbuatan semacam ini bukan dorongan setan, akan tetapi dorongan hawa nafsu. Maka karena itu ketika di bulan Ramadan tetap ada orang yang melakukan perbuatan maksiat, mereka melakukan perbuatan maksiat karena dorongan hawa nafsu, bukan godaan setan, yaitu orang yang melakukan perbuatan maksiat di bulan Ramadan adalah orang yang terbiasa melakukan perbuatan maksiat sebelum Ramadan, lalu di bulan Ramadan berlanjut melakukan perbuatan maksiat. Di bulan Ramadan setan diborgol, maka tidak bisa menggoda manusia melakukan perbuatan dosa tertentu yang sebelumnya dia tidak pernah melakukan dosa tersebut.

Tiga, setan yang diborgol adalah setan yang khusus mencuri kabar langit, di mana setan-setan pencuri kabar langit pada bulan selain romadhon dengan leluasa mendengarkan kabar langit, mendengarkan kabar-kabar yang dibicarakan oleh malaikat dan apa yang akan terjadi di muka bumi dan cerita ini disampaikan kepada para dukun, akan tetapi ketika bulan Ramadan tiba setan-setan pencuri kabar langit tidak bisa mencari kabar langit dan terborgol, sehingga dia tidak bisa mendengarkan cerita-cerita dan kabar langit.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه – أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ ».

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Ketika Ramadhan datang maka dibukalah pintu-pintu surga, dan ditutuplah pintu-pintu neraka, dan dirantailahsyetan-syetan. (Hadits Riwayat Al-Bukhari nomor 1899, dn Muslim nomor 1079)

Keempat, malam penuh barokah. Di bulan Ramadan terdapat malam yang sangat istimewa, yaitu malam yang penuh barokah di mana pada malam itu nilainya lebih baik daripada 1000 bulan atau lebih baik daripada 84 tahun. Orang yang beribadah akan mendapatkan kebaikan yang berlipat ganda dan mendapatkan barokah yang berlibat ganda dan doa-doanya terkabulkan.

Allah berfirman.

إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ

“Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Qur’an pada malam Lailatul Qadar, tahukah engkau apakah malam Lailatul Qadar itu ? Malam Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan, pada malam itu turunlah melaikat-malaikat dan Jibril dengan izin Allah Tuhan mereka (untuk membawa) segala usrusan, selamatlah malam itu hingga terbit fajar” [Al-Qadar/97 : 1-5]

Kelima, puasa Ramadan. Puasa Ramadan diwajibkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala pada setiap orang-orang yang beriman dan puasa Ramadan ini adalah rukun Islam yang ketiga, orang yang melaksanakan ibadah puasa Ramadan dengan ikhlas semata-mata mengharapkan ridho Allah subhanahu wa ta’ala, melaksanakan puasa romadhon dengan benar dan sesuai dengan tuntunan nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dan menghindari segala perbuatan maksiat ketika melaksanakan puasa Ramadan, maka dosa-dosanya diampuni oleh Allah subhanahu wa ta’ala seperti bayi yang baru dilahirkan.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam berkata,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa berpuasa Ramadan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari)

Dengan demikian, orang-orang yang beriman hendaknya betul-betul memanfaatkan bulan Ramadan dengan berpuasa, memperbanyak amal saleh semata-mata mengharapkan ridho Allah subhanahu wa ta’ala, agar mempunyai predikat orang yang beriman dan bertakwa. Orang Islam yang mendapatkan dua predikat ini akan menjadi kekasih Allah atau waliyullah. Apabila mendapatkan predikat kekasih Allah dan wali Allah, maka oleh Allah diberikan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Di dunia hatinya merasa tenang, tentram dan tidak merasa khawatir dan setiap hajatnya terkabulkan, mendapatkan rezeki dari jalan yang tidak terduga dan setiap mendapat kesulitan diberi jalan keluar, dari jalan yang tak terduga dan di akhirat kelak akan dimasukkan ke dalam surga, yang lebarnya seperti lebarnya langit dan bumi.

Wallahualam a’lam bish shawab

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *